Kamis, 18 Juni 2015

PENTINGNYA BERDHANA PUNIA DI JAMAN KALI YUGA



DHANA PUNIA


Om Swastyastu
Om Awighnam Astu Namo Siddham,
Om Ano Badrah Krtavo Vyantu Visvatah
Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.

Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat.
Kepada pandhita yang saya muliakan dan pinandhita, kepada ketua parisadha kab. Tulang Bawang yang saya hormati, kepada ketua/tokoh adat/ banjar, kepada bapak atau Ibu umat sedharma yang saya hormati dan pemuda – pemudi Banjar Agung yang saya cintai.

Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan sedikit pesan Dharma, pesan  dharma yang saya angkat berjudul “Yajna Dhana Punia di Jaman Kali Bagi Umat Hindu”.
Namun, Pada umumnya masih banyak umat hindu memberi arti yajna secara sempit setiap mendengar yajna  dalam benaknya selalu terbayang ada sesajen, asap dupa yang mengepul, bau bunga yang wangi semerbak ada puja asatawa oleh pemangku atau sulinggih, ada suara kidung dan tabuh gamelan yang meriah. Sehinga itu menjadikan suatu bayangan oleh umat sedharma dengan upacara keagamaan. Lalu apa pengertian yajna yang tepat?

Umat sedharma,
Yajna berasal dari kata sanskerta yang artinya suatu perbuatan yang dilakukan dengan penuh keiklasan dan kesadaran untuk melakukan persembahan kepada Brahman (Hyang Widhi). yajna yang tepat dan baik ada beberapa unsur mutlak yang terkandung dalam yajna, yaitu adanya;
1)      Perbuatan.
2)      Ketulusikhlasan.
3)      Kesadaran.
4)      Persembahan.
Yajna yang benar dan sesuai dengan sastra hindu yang dijelaskan berdasarkan kitab Suci Bhagavad Gita XVIII. 5 tersurat:
Yajna-dāna tapaḥ karma
Na tyājyaṁ kāryam eva tat,
Yajno dānaṁ tapaṥ caiva
Pāvanāni manīṣiṇām.
Artinya:
Beryajna, berdana dan tapa–brata, jangan diabaikan melainkan harus dilakukan, sebab yajna, berdana dan tapa-brata pensuci bagi orang arif bijaksana.

Semua perbuatan yang berdasarkan dharma dan dilakukan dengan tulus iklas bisa disebut yajna. Yang tergolong perbuatan yajna didalam Begawad Gita, yaitu:
1.      Belajar dan mengajar yang didasari ketulus iklasan dengan penuh pengabdian.
2.      Menyampaikan dan menyebarkan nilai luhur agama Hindu kepada umatnya.
3.      Membaca kitab suci Veda dan Sastra Agama.
4.      Melantunkan atau mengidungkan mantram-mantram kitab suci pada setiap upacara keagamaan, seperti mekidung, mekekawin dsb.
5.      Berdana punia untuk kepentingan pembinaan umat Hindu.
6.      Berbuat baik kepada sesama mahluk seperti memelihara atau menjaga dan mengasihinya.
7.      Menengok atau menjenguk orang yang meninggal dunia,serta berdana untuk keluarga yang ditinggalkan.
8.      Berdana punia untuk menigkatkan pendidikan khususnya kepada umat hindu, menjadi orang tua asuh mengentaskan kemiskinan dan kebodohan.
9.      Bertirtha yatra mengunjungi pura-pura atau tempat-tempat suci kemudian bersembhayang, berjapa dan meditasi.
10.  Mengendalikan hawa nafsu dan panca indrya.

Umat sedharma yang berbahagia,
Jelas bahwa yajna itu tidak terbatas pada kegiatan keagamaan saja. Upacara dan upakara seperti sesajen dan alat-alat upacara merupakan bagian dari yajna.dana punia pun merupakan bagia dari yajna.
Dana punia berasal dari dua kata yaituDana” dan “Punia” keduanya mempunyai arti yang sama yaitu pemberian atau sumbangan. Perbedaan terletak pada (pemberi) dan (penerima). Dana adalah sumbangan atau pemberian dari pihak yang lebih tua (dituakan) kepada yang lebih muda atau dari pihak yang jabatannya/ kedudukan yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah atau sederajat. Punia adalah pemberian atau sumbangan dari pihak yang lebih muda kepada pihak yang lebih tua (dituakan) atau pihak yang jabatannya lebih rendah kepada yang lebih tinggi (lebih dihormati). Dana punia tidak semata-mata sebagi balas jasa ataupun bujukan, melainkan karena perintah kitab suci Veda yang harus dilakukan dengan tulus ikhlas.

Umat sdharma yang saya cintai,
Bahwasannya dana punia sangat penting dan berguna untuk meningkatkan pendidikan kepada generasi muda hindu pada khususnya jika dana punia betul-betul tepat sasaran (objeknya). Kenapa demikian? karena untuk memajukan generasi kedepannya yaitu melalui pendidikan. Contohnya dengan kita mengangkat anak asuh untuk menyekolahkannya bagi yang kurang mampu, membangun tempat-tempat pendidikan seperti sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang berbasis Hindu, membangun perkonomian dengan membuat koprasi unit desa (KUD) dan lain sebagainya. agar nantinya pemuda dan pemudi bisa mengembangkan kemampuannya selain itu dapat menyerap tenaga kerja khususnya generasi muda kita. Dengan semangat yang tinggi dan ketekunan dan selalu berdoa agar mendapat bimbingan dari Hyang Widhi (Brahman). Maka itulah yang dinamakan yajna dana punia, bukan hanya upakara yajnalah yang selalu besar-besaran bagaimana kita sebagai umat hindu dan sebgai warga Negara Indonesia yang baik untuk membantu memerangi kebodohan dan kemiskinan di jaman sekarang ini (jaman kali). Dalam kitab suci Veda Smerti, Sarasamuscaya sloka 262. Tersurat bahwa:



Ekenamcena dharmathah
Kartavyo bhutimicchata,
Ekenamcena kamartha
Ekamamcam vivirddayet.

Aritnya :
Demikianlah duduknya, maka di bagi tiga (hasil usaha itu) yang satu bagian guna biaya mencapai dharma, bagian kedua untuk memenuhi  kama, bagian yang ketiga untuk melakukan usaha dalam bidang artha, ekonomi agar berkembang kembali, demikian duduknya, maka di bagi tiga, kalau ingin memperoleh kebahagian.

Dalam sloka tersebut tersurat, bahwa memperoleh artha (penghasilan) hendaknya berdasarkan dharma, kemudian dibagai menjadi tiga. Kegiatan apa yang termasuk dharma, sehinga berdana-punia yang besarnya 1/3 dari jumlah penghasilan? Ajaran agama hindu pada umumnya membagi dharma (ajaran rohani dan kesusilaan) menjadi 6 bagian, yaitu:
1.      Sila                  : kebajikan atau kesusilaan
2.                              Yajna               : persembahan atau pengorbanan suci yang tulus ikhlas.
3.      Tapa                : pengendalian ( pengekangan ) diri.
4.      Wrata              : menghindari kehidupan duniawi yang berlebihan.
5.      Yoga               : cara menghubungkan diri kehadapan Brahman agar
dapat   menyatukan Atman dengan Brahman.
6.      Samadhi          : menyatukan atman dengan paramatman.

Mengenai kesadaran berdana-punia umat hindu masih tergolong rendah sekali, termasuk umat hindu yang ekonominya sudah mampu atau mapan. Dana punia ini sangat besar manfaatnya dapat digunakan untuk kepentingan pembinaan umat hindu. Dapat berguna untuk membeli pustaka atau buku-buku agama dan lainnya, sebagai referensi/ pedoman dalam kehidupan bermasyarakat yang pastinya kepentingan umum. Memang ada beberapa yang tidak pelit kalau sudah urusan membangun pura. Selain kita membangun pura juga melakukan Tirtha Yatra, karna itu merupakan pensucian dari Yajna dan dapat mensucikan rohani dan jasmani, di dalam sarasamuscaya sloka 279.

Umat sedharma yang berbahagia,
Orang yang tidak mau membagi penghasialannya dalam bentuk dana punia, mereka termasuk orang yang loba (rakus). Dalam kitab suci Bhagavad Gita sloka XVI. 21. Tersurat:

Trividham narakasye’dam
Dwaram nasanam atmanah,
Kamah krodhas tatha lobhas
Tasmad etat trayam tyajet.
Artinya:
Ini pintu gerbang ke neraka, jalan menuju jurang kehancuran diri, ada tiga yaitu kama, krodha dan loba. Oleh karena itu, ketiga-tiganya harus ditinggalkan.

Umat sedharma yang saya cintai
Maka lakukanlah kewajiban berdana punia, walaupun sekecil apapun hasil yang diperoleh tiap bulannya. Sebab, dana-punia tidak boleh diabaikan. Hal yang perlu kita ingat adalah dalam menjalani hidup ini, janganlah memenuhi keinginan sendiri saja, sebab orang seperti itu tidak ada karma-wasananya (kekaryaannya) padahal hidup didunia ini untuk memperbaiki diri atau menyempurnakan diri dengan berbuat baik yang sesuai dengan ajaran Veda.
Berdana merupakan sangatlah penting dalam hidup didunia ini, karna kita adalah mahluk sosial yang saling tolong-menolong untuk pembinaan generasi hindu kedepannya pada jaman kali-yuga.
Demikianlah pesan Dharma yang saya sampaikan, mudah-mudahan dapat bermanfat bagi kita semua,jika ada kata-kata saya yang kurang berkenan dihati umat sedharma saya mohon maaf dan kepada Brahman saya mohon ampun.

Om Santih Santih Santih Om


Tidak ada komentar :

Posting Komentar