DHANA PUNIA
Om
Swastyastu
Om
Awighnam Astu Namo Siddham,
Om Ano Badrah Krtavo Vyantu Visvatah
Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas Asung
Kerta Wara Nugraha-Nya kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat.
Kepada pandhita yang saya muliakan dan
pinandhita, kepada ketua parisadha kab. Tulang Bawang yang saya hormati, kepada
ketua/tokoh adat/ banjar, kepada bapak atau Ibu umat sedharma yang saya hormati
dan pemuda – pemudi Banjar Agung yang saya cintai.
Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan sedikit
pesan Dharma, pesan dharma yang saya
angkat berjudul “Yajna Dhana Punia di Jaman Kali Bagi Umat Hindu”.
Namun, Pada umumnya masih banyak umat hindu memberi arti
yajna secara sempit setiap mendengar yajna
dalam benaknya selalu terbayang ada sesajen, asap dupa yang mengepul,
bau bunga yang wangi semerbak ada puja asatawa oleh pemangku atau sulinggih,
ada suara kidung dan tabuh gamelan yang meriah. Sehinga itu menjadikan suatu
bayangan oleh umat sedharma dengan upacara keagamaan. Lalu apa pengertian yajna
yang tepat?
Umat sedharma,
Yajna berasal dari kata sanskerta yang artinya suatu
perbuatan yang dilakukan dengan penuh keiklasan dan kesadaran untuk melakukan
persembahan kepada Brahman (Hyang Widhi). yajna yang tepat dan baik ada
beberapa unsur mutlak yang terkandung dalam yajna, yaitu adanya;
1)
Perbuatan.
2)
Ketulusikhlasan.
3)
Kesadaran.
4)
Persembahan.
Yajna yang benar dan sesuai dengan sastra hindu yang
dijelaskan berdasarkan kitab Suci Bhagavad Gita XVIII. 5 tersurat:
Yajna-dāna tapaḥ karma
Na tyājyaṁ kāryam eva tat,
Yajno dānaṁ tapaṥ caiva
Pāvanāni manīṣiṇām.
Artinya:
Beryajna, berdana dan tapa–brata, jangan diabaikan melainkan harus
dilakukan, sebab yajna, berdana dan tapa-brata pensuci bagi orang arif
bijaksana.
Semua
perbuatan yang berdasarkan dharma dan dilakukan dengan tulus iklas bisa disebut
yajna. Yang tergolong perbuatan yajna didalam Begawad Gita, yaitu:
1.
Belajar
dan mengajar yang didasari ketulus iklasan dengan penuh pengabdian.
2.
Menyampaikan
dan menyebarkan nilai luhur agama Hindu kepada umatnya.
3. Membaca kitab suci Veda dan Sastra
Agama.
4. Melantunkan atau mengidungkan mantram-mantram kitab
suci pada setiap upacara keagamaan, seperti mekidung, mekekawin dsb.
5.
Berdana
punia untuk kepentingan pembinaan umat Hindu.
6.
Berbuat baik kepada sesama mahluk seperti memelihara atau menjaga
dan mengasihinya.
7.
Menengok atau menjenguk orang yang
meninggal dunia,serta berdana
untuk keluarga yang ditinggalkan.
8.
Berdana punia untuk menigkatkan
pendidikan khususnya kepada umat hindu, menjadi orang tua asuh mengentaskan
kemiskinan dan kebodohan.
9.
Bertirtha yatra mengunjungi pura-pura
atau tempat-tempat suci kemudian bersembhayang, berjapa dan meditasi.
10.
Mengendalikan
hawa nafsu dan panca indrya.
Umat sedharma yang berbahagia,
Jelas bahwa yajna itu tidak terbatas pada kegiatan
keagamaan saja. Upacara dan upakara seperti sesajen dan alat-alat upacara merupakan
bagian dari yajna.dana punia pun
merupakan bagia dari yajna.
Dana punia berasal dari dua kata
yaitu“Dana” dan “Punia”
keduanya mempunyai arti yang sama yaitu pemberian atau sumbangan. Perbedaan
terletak pada (pemberi) dan (penerima). Dana adalah sumbangan atau
pemberian dari pihak yang lebih tua (dituakan) kepada yang lebih muda atau dari
pihak yang jabatannya/ kedudukan yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah
atau sederajat. Punia adalah pemberian atau sumbangan dari
pihak yang lebih muda kepada pihak yang lebih tua (dituakan) atau pihak yang
jabatannya lebih rendah kepada yang lebih tinggi (lebih dihormati). Dana punia
tidak semata-mata sebagi balas jasa ataupun bujukan, melainkan karena perintah
kitab suci Veda yang harus dilakukan dengan tulus ikhlas.
Umat sdharma yang saya cintai,
Bahwasannya dana punia sangat penting dan berguna untuk
meningkatkan pendidikan kepada generasi muda hindu pada khususnya jika dana
punia betul-betul tepat sasaran (objeknya). Kenapa demikian? karena untuk
memajukan generasi kedepannya yaitu melalui pendidikan. Contohnya dengan
kita mengangkat anak asuh untuk menyekolahkannya bagi yang kurang mampu,
membangun tempat-tempat pendidikan seperti sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang
berbasis Hindu, membangun perkonomian dengan membuat koprasi
unit desa (KUD) dan lain sebagainya. agar nantinya pemuda dan pemudi bisa mengembangkan
kemampuannya selain itu dapat menyerap tenaga kerja khususnya generasi muda
kita. Dengan semangat yang tinggi dan ketekunan dan selalu berdoa agar mendapat
bimbingan dari Hyang Widhi (Brahman). Maka itulah yang dinamakan yajna dana
punia, bukan hanya upakara yajnalah yang selalu besar-besaran bagaimana kita
sebagai umat hindu dan sebgai warga Negara Indonesia yang
baik untuk membantu memerangi kebodohan dan kemiskinan di jaman sekarang ini
(jaman kali). Dalam kitab suci Veda Smerti, Sarasamuscaya sloka 262. Tersurat bahwa:
Ekenamcena dharmathah
Kartavyo bhutimicchata,
Ekenamcena kamartha
Ekamamcam vivirddayet.
Aritnya :
Demikianlah duduknya, maka di bagi tiga (hasil usaha itu) yang satu bagian
guna biaya mencapai dharma, bagian kedua untuk memenuhi kama, bagian yang ketiga untuk melakukan
usaha dalam bidang artha, ekonomi agar berkembang kembali, demikian duduknya,
maka di bagi tiga, kalau ingin memperoleh kebahagian.
Dalam sloka tersebut tersurat, bahwa memperoleh artha (penghasilan) hendaknya berdasarkan dharma, kemudian
dibagai menjadi tiga. Kegiatan apa yang termasuk dharma, sehinga berdana-punia
yang besarnya 1/3 dari jumlah penghasilan? Ajaran agama hindu pada umumnya
membagi dharma (ajaran rohani dan kesusilaan) menjadi 6 bagian, yaitu:
1.
Sila
:
kebajikan atau kesusilaan
2.
Yajna
:
persembahan atau pengorbanan suci yang tulus ikhlas.
3.
Tapa :
pengendalian ( pengekangan ) diri.
4.
Wrata :
menghindari kehidupan duniawi yang berlebihan.
5.
Yoga :
cara menghubungkan diri kehadapan Brahman agar
dapat menyatukan
Atman dengan Brahman.
6.
Samadhi : menyatukan atman dengan paramatman.
Mengenai kesadaran berdana-punia umat hindu masih
tergolong rendah sekali, termasuk umat hindu yang ekonominya sudah mampu atau
mapan. Dana punia ini sangat besar manfaatnya dapat digunakan untuk kepentingan
pembinaan umat hindu. Dapat berguna untuk membeli pustaka atau buku-buku agama
dan lainnya, sebagai referensi/ pedoman dalam kehidupan bermasyarakat yang
pastinya kepentingan umum. Memang ada beberapa yang tidak pelit kalau sudah
urusan membangun pura. Selain kita membangun pura juga melakukan Tirtha Yatra,
karna itu merupakan pensucian dari Yajna dan dapat mensucikan rohani dan
jasmani, di dalam sarasamuscaya sloka 279.
Umat sedharma yang berbahagia,
Orang yang tidak mau membagi penghasialannya dalam bentuk
dana punia, mereka termasuk orang yang loba (rakus). Dalam kitab suci Bhagavad
Gita sloka XVI. 21. Tersurat:
Trividham narakasye’dam
Dwaram nasanam atmanah,
Kamah krodhas tatha lobhas
Tasmad etat trayam tyajet.
Artinya:
Ini pintu gerbang ke neraka, jalan menuju jurang kehancuran diri, ada tiga
yaitu kama, krodha dan loba. Oleh karena itu, ketiga-tiganya harus
ditinggalkan.
Umat sedharma yang saya cintai
Maka lakukanlah kewajiban berdana punia, walaupun sekecil
apapun hasil yang diperoleh tiap bulannya. Sebab, dana-punia tidak boleh diabaikan.
Hal yang perlu kita ingat adalah dalam menjalani hidup ini, janganlah memenuhi
keinginan sendiri saja, sebab orang seperti itu tidak ada karma-wasananya
(kekaryaannya) padahal hidup didunia ini untuk memperbaiki diri atau
menyempurnakan diri dengan berbuat baik yang sesuai dengan ajaran Veda.
Berdana merupakan sangatlah penting dalam hidup didunia ini,
karna kita adalah mahluk sosial yang saling tolong-menolong untuk pembinaan
generasi hindu kedepannya pada jaman kali-yuga.
Demikianlah pesan Dharma yang saya sampaikan,
mudah-mudahan dapat bermanfat bagi kita semua,jika ada kata-kata saya yang kurang berkenan dihati umat
sedharma saya mohon maaf dan kepada Brahman saya mohon ampun.
Om
Santih Santih Santih Om
Tidak ada komentar :
Posting Komentar